IMAN KEPADA ALLAH
PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH
*membenarkan dengan yakin adanya allah SWT
*membenarkan dengan yakin akan keesannya, baik dalam perbuatannya menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluknya
*membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk)
kata “ membenarkan” dalam pengertian iman kepada Allah, ialah suatu pengakuan yang didasarkan kepada makrifat.
MAKRIFAT
Pengertian makrifat:
~ Mengetahui Allah dan akan segala sifatnya.
~ Mengenal Allah dengan memperhatikan segala makhluknya dan memperhatikan segala jenis kejadian dalam dunia ini. Dan itu semua itu semua menunjukan akan “adanya Allah”]
Makrifat yang di wajibkan yaitu,
~mengenali sifat-sifat-Nya dan
~nama-nama-Nya ( asmaul husna)
~mengetahui hakikat zat-Nya ( tidak dibenarkan, karena akal pikiran terbatas/tidak mampu mengetahui zat Allah
Abu Baqo al-‘ukbhari dalam kulliyatnya menulis, ada 2 martabat islam :
dibawah iman, yaitu mengaku ( mengikrarkan) dengan lisan, walau pun hati tidak mengetahui
diatas iman, yaitu mengaku dengan lidah, mempercayai dengan hati, mengerjakan dengan anggota.
Empat ikatan menegakkan agama:
~islam : mengetahui dengan yakin adanya allah, dengan tidak menyerupainya. (Tempatnya di dalam hati)
~iman : mempercayai (mengetahui) akan ketuhannanya (tempatnya didalam hati)
~Makrifat : mengetahui Allah dan akan segala sifatnya (tempatnya di dalm lubuk hati)
~Tauhid : mengetaui (meyakini) Allah dengan keesannya (tempatnya didalam lubuk hati dan bersifat rahasia)
CARA MENGAKUI ADANYA ALLAH
“Mengakui bahwa alam ini mempunyai tuhan yang wajib wujud (adanya), yang qodim (terdahulu), yang baqi(kekal), yang tidak serupa dengan segala yang baru, dialah yang menjadikan alam semesta dan tidaklah sekali-kali alam ini terjadi dengan sendirinya tanpa dALIRAN KITAB TAUHID
Dalam garis besarnya kitab tersebut terbagi 3 aliran :
a) Aliran Safii/ Ahlun Nash
di pelopori oleh : Imam Ahmad ibn Hanbal
b) Aliran ahlul i’tizal (mu’tazilah)
di pelopori oleh : washil ibn ‘atha’
c) Aliran asy’ari
di pelopori oleh :Abu hasan al-asy’ari, di teruskan
Al –juani, Al-gazali, ibnul kathib, al-badawi dan ulama-ulama seperti ath-thusi, al-ijzi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar